Segalatawa dan bahagia yang menanti di ujung jalan. Jangan biarkan ragamu terhenti di persimpangan. Jodoh, Cermin, dan Tulang Rusuk yang Hilang. Kisah Renungan (28) Sastra (25) Cinta (22) Food and Beverages (19) Perasaan (16)
Akhwatsejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauhmana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.Setelah itu sang anak kembali bertanya, โSiapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu, Abi?โ
ParaSahabat radhiyallahu 'anhu yang masih tersisa mulai mencari saudara-saudara mereka yang masih menanti janji dari langit memilah-milah siapa yang lebih dahulu ke langit. Tangan mereka yang berusaha menyentuh jasad Hanzhalah ra yang berlumur darah mereka kagum adanya rintik rintik air mengalir dari dahinya seperti butiran-butiran mutiara dan
Jodohdan kedewasaan kita adalah problema serius, terutama bagi paraMuslimah. Bayangin aja. Dari 7 akhwat dalam satu gank yang dibina sejak tahun 2001 lalu, belum ada satu pun janur kuning melengkung di depan ruman yang menandai syahnya ijab qabul dilakukan. Asyiknya, mereka sepertinya begitu sabar menanti detik-detik kelahiran bayinya
PanduanIkhtiar Cinta Para Pencari Jodoh yang Hatinya masih saja Meragu,,, agar lebih termotivasi lagi terutama untuk para Ikhawan yang sudah merasa mampu dan dilengkapi dengan kisah inspiratif dari Para Sahabat Radhiallahu anhum ajmain.. Minggu, 20 Oktober 2013. Umar dengan sabar menanti jawabannya, beberapa hari kemudian dengan hati
4tsB. Bismillaahirrahmaanirrahiim In sya Allah di postingan kali ini dan beberapa postingan berikutnya saya bakal share kisah perjalanan saya menuju halal. Sekadar berbagi pengalaman saja sih, barangkali ada yang terinspirasi pengen ngikutin jejak saya dalam menjemput jodoh, hehe. I know, setiap orang punya cerita sendiri-sendiri dalam menjemput jodohnya masing-masing. Ada yang harus menyeberang lautan luas baru ketemu jodohnya, ada yang cuma nyeberang jalan depan rumah langsung bertamu di rumah jodoh. Ada yang rela menunggu berbilang tahun lamanya sampai melewatkan banyak 'bakal jodoh' yang sempat bertandang ke rumah demi seseorang yang ternyata bukan jodohnya, ada pula yang sebatas kenal lewat selembaran biodata, ketemu cuma sekali eh langsung berjodoh. Macam-macamlah kisah yang menghiasi perjalanan seseorang dalam menjemput jodoh, mulai dari kisah paling klasik sampai kisah yang luar biasa menakjubkan. Satu hal yang pasti. Jodoh itu rahasia. Penuh misteri. Gak bisa ditebak siapa yang bakal jadi jodoh kita. Boleh jadi dia yang kelak menjadi jodoh kita adalah teman sepermainan waktu kecil atau tetangga sebelah rumah atau teman kelas semasa SMA atau teman seangkatan saat kuliah atau justru dia adalah seseorang yang tidak pernah ada dalam daftar teman kita mulai dari TK sampai Kuliah. Selain tidak bisa ditebak, jodoh juga nggak bisa dipaksa. Iya, kita tidak bisa paksa seseorang yang kita suka bakal jadi jodoh atau memaksa diri berjodoh dengan seseorang yang menjalin kasih tak halal sekian tahun lamanya dengan kita. Jodoh itu mutlak ketetapan Allah, bukan ketetapan manusia. So, nggak usah heran bila mendapati dua orang yang konon saling mencintai bertahun-tahun lamanya tapi di pelaminan bersandingnya malah dengan orang lain. Lebih-lebih pada dua orang yang konon tak saling mencintai, menjalin hubungan kasih pun tak pernah, anehnya kok bisa sama-sama melangkah menuju pelaminan bersama tanpa paksaan atau dorongan siapapun. Eh, ada kok yang kayak gitu. Segelintir. Mereka adalah orang-orang yang paham bahwa sebenarnya urusan jodoh ini sederhana sekali. Yang berjodoh akan bersatu. Yang tak berjodoh akan berpisah. Begitu aturannya. "Kalau begitu, nggak usah rempong cari-cari jodoh dong. Kan jodoh sudah diatur. Biar nggak dicari juga pasti ketemu" Yup. Jodoh memang nggak perlu dicari. Ngapain dicari, toh jodoh kita sudah ada. Ada di tangan Tuhan. Untuk bertemu, kita yang harus datang menjemputnya. Datang ke Allah. Minta dengan permohonan terbaik. Allah kan perkenankan. Mengutip kata Mario Teguh; โJodoh itu di tangan Tuhan. Benar. Tapi jika Anda tidak meminta dan mengambil dari-Nya, selamanya dia akan tetap di tangan Tuhan.โ Of course, jodoh bukan dicari tapi dijemput. Kalau bukan kita sendiri yang menjemput mustahil ketemu. Sama kayak rejeki. Kalau kita malas-malasan tinggal di rumah, nggak usaha cari kerja, mana mungkin bisa dapat uang buat makan. Begitu pula dengan jodoh. Agar segera ketemu dengan calon pasangan hidup, kita yang wajib menjemput. Namanya menjemput ya harus bergerak, nggak bisa cuma diam di tempat, kudu ada usaha atau bahasa kerennya ikhtiar semaksimal mungkin yang harus kita lakukan. Oh ya, menjemput jodoh adalah tugas kedua belah pihak. Bukan cuma laki-laki saja yang wajib menjemput, perempuan pun harus datang menjemput jodohnya sendiri, tidak boleh diwakilkan oleh siapa-siapa. Beneran deh. Saya sempat keliru bertahun-tahun perihal ini. Menganggap tugas perempuan hanyalah menunggu, lelaki-lah yang bertugas menjemput. Padahal rumusnya tidak demikian. Ingat janji Allah. Lelaki baik untuk perempuan baik sebaliknya lelaki buruk untuk perempuan buruk pula. Artinya, lelaki yang serius dengan perempuan yang serius, lelaki main-main dengan perempuan main-main, begitupula lelaki yang berikhtiar pastilah dengan perempuan yang sama-sama berikhtiar, nggak mungkin ketemunya dengan perempuan yang kerjaannya just galau menunggu ketidakpastian. Padahal kepastian itu musti diikhtiarkan bukan sebatas didiamkan. Alhasil, dengan pemikiran yang keliru itu saya kebanyakan bapernya; dapet udangan teman nikah, baper, datang ke kondangan sendirian, baper, menulis yang ujung-ujungnya menyerempet ke jodoh, baper lagi, ditimpuk pertanyaan kapan nikah, makin baper, ditanya udah punya calon, bapernya makin gak ketulungan belum lagi dengan meme-meme yang tiap hari memenuhi time line akun media sosial saya yang kebanyakan nyinyirin yang masih betah menyendiri. Duh, yang mau lama-lama betah melajang siapa juga. Apalah daya saya ini, cuma seorang perempuan baperan yang sering dilanda galau menanti sang jodoh yang tak kunjung datang. Saat itu yang bisa saya lakukan sepanjang waktu hanya menunggu sembari memantaskan diri dan memintal harap dengan kesabaran meluas pada-Nya. Semoga suatu hari nanti, jodoh saya segera turun dari langit *mimpi kali yee. Alih-alih disesaki dengan kegalauan all about jodoh saya mulai menyibukkan diri dengan melakukan banyak aktivitas, membaca lebih banyak, belajar lebih banyak, berinteraksi dengan lebih banyak orang hingga sekonyong-konyong ide menjemput jodoh itu nyangkut sendiri di otak. Well, saya gak bisa selamanya menunggu seperti ini, teman-teman di sekeliling udah pada melangkah ke pelaminan sementara saya masih gini-gini saja, masih stagnan, berdiri di tempat yang sama dengan status yang belum juga berubah. Saya harus mengambil langkah pertama dan ta ra ra inilah ikhtiar saya dalam menjemput jodoh; Niat Barangkali sama dengan orang yang berniat lanjut ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, selepas menyelesaikan kuliah strata satu, bakal mencari info-info terkait beasiswa S2 atau segera mendaftarkan diri di kampus pascasarjana. Begitupula dengan mereka yang berkeinginan kerja setelah sarjana, pasti bakal sibuk cari info lowongan kerja loker atau langsung mengajukan lamaran pekerjaan ke loker yang terbuka. Pun dengan saya yang setelah wisuda gak ada niat sama sekali pengen cari kerja apalagi lanjut kuliah. Niatan yang terlintas di hati saya setelah mengenakan toga pengennya langsung mengenakan gaun pengantin. Haha. Seriously, niat saya setelah sarjana memang menikah Tapi bukannya sibuk mencari-cari jodoh saya malah memutuskan pulang ke kampung kelahiran. Jangan disangka saya sengaja pulang karena pengen dapet jodohnya di tanah Papua. Tssst, diam-diam keinginan saya justru sebaliknya, hehe. Pengennya dapet jodoh di tanah Daeng. Karena itu saya harus pulang. Balik Papua. Minta restu orang tua meski belum punya calon, hehe. Baru modal niat. Yup, pulang ke rumah orang tua adalah salah satu ikhtiar saya dalam menjemput jodoh. Pulang dengan membawa sepenuh niat. Berbakti sama orang tua. Entah kenapa, saya merasa cepat atau lambat jodoh saya akan segera datang menjemput lalu membawa saya tinggal jauh dari kedua orang tua. Jadi, satu-satunya hal yang terbersit di benak saya setelah hadirnya kembali niatan tersebut adalah saya harus menghabiskan lebih banyak waktu membersamai mereka. Bukan malah pergi melanglang buana semakin jauh dari keduanya demi menemukan sang jodoh. Waktu itu, meski niatan ingin segera menikah telah muncul lagi di hati, selintas pun saya gak kepikiran mau cari jodoh, apalagi pulang dengan maksud minta orang tua yang mencarikan jodoh. Nggak ada mah pikiran-pikiran macam gitu yang nyangkut di otak saya. Yang ada, semakin tumbuh niatan ingin menikah semakin besar pula tekad saya untuk kian dekat dengan orang tua. You know, why? I think, kedekatan dengan orang tua yang akan mendekatkan saya dengan sang jodoh. Saya sangat yakin, alurnya bakal demikian. Dan memang benar, terbukti! Hihi. Berawal dari niat semata. Niatan yang mulanya masih bengkok. Keliru. Belum lurus. Dulu ketika niat itu pertama kali mencuat saya ingin menikah sebatas ingin menikah saja. Menikah biar saya bisa lekas menanggalkan status single. Sebab yang tergambar dalam benak saya, kehidupan pernikahan itu indah jadi saya ngebet pengen nikah segera. Nggak pake lama. Kan enak kalau udah punya pasangan. Kemana-mana ada gandengan, nggak sendiri lagi, gak baperan lagi. Menikah karena lama-lama saya sumpek sering ditodong pertanyaan 'kapan' sama orang-orang yang begitu peduli dengan kesendirian saya. Iri juga lihat teman-teman di sekeliling udah pada punya suami, udah gendong anak sementara saya belum. Namun, saya menyadari kesalahan yang besar dengan menumbuhkan semua niatan tersebut. Saya baru benar paham ketika mulai tertarik membaca buku-buku, artikel-artikel serta mendengar wejangan-wejangan terkait pernikahan yang berulang-ulang menekankan persoalan niat. "Innamal a'malu binniyah wa innama likullim riin maa na waa" Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkan. Menikah itu perkara ibadah. Sama kayak shalat. Wajib hukumnya diawali dengan niat yang ikhlas. Lillaahi ta'ala. Tidak boleh dicampuri dengan niat-niat lain. Terlebih bila niat menikah hanya karena cinta, ikut-ikutan atau alasan duniawi lainnya. Mau dapat apa dari niatan kerdil semacam itu. Menikahlah karena Allah. Menikahlah karena kita mendambakan ridho-Nya. Menikahlah karena sami'na wa atho'na dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Serupa dengan nasihat ust. Khalid Bassalamah yang saya ambil dari cuplikan ceramah beliau di youtobe. "Menikah itu jangan karena disuruh orang tua. Jangan menikah karena terdesak. Jangan menikah hanya karena SUKA. Jangan menikah karena semua teman-teman sudah menikah, tinggal kita sendiri. Saya menikah karena perintah Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana saya shalat karena perintah Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana saya puasa karena perintah Allah dan Rasul-Nya" So, bagi kalian yang saat ini telah terbesit niatan ingin segera menikah, yuk senantiasa perbaharui dan luruskan niat-niat kita. Jangan cuma sekadar menghadirkan niat yang asal-asalan tapi sungguh-sungguhlah dalam berniat. Ikhlas lillaahi ta'ala. Niat itu adanya dalam hati dan Allah Maha melihat hati-hati kita. Fyi, kita nggak perlu punya calon dulu baru berniat, tapi berniatlah yang ikhlas dan benar, tepat di saat niat tersebut hadir, saat itu pula Allah kan menyiapkan jodoh terbaik untuk kita. Jodoh yang telah lama ada di tangan-Nya bahkan jauh sebelum kita dilahirkan ke dunia. Hanya persoalan waktu saja, jodoh di tangan-Nya akan segera diulurkan ke kita. Target Kalau ditanya kapan nikah, jelaslah saya yang ketika itu masih 'alone' nggak bisa memberi jawaban pasti. Wong jawabannya cuma Allah yang tahu. Sama bila saya memberi pertanyaan balik dengan mengganti kata setelah kapan menjadi mati. Otomatis nggak bisa jawab kan? Iya, sebab menikah itu satu paket dengan kematian. Hakikatnya sama. Mutlak Rahasia Allah. Telah ditetapkan waktunya. Rahasia itu baru akan tersibak ketika masanya telah tiba. Ya, bisa jadi ajal atau jodoh duluan yang menghampiri kita kelak. Wallaahu a'lam Semestinya yang menjadi ketetapan Allah nggak perlu ditanya-tanya. Toh, setiap orang telah ditentukan jatah jodoh masing-masing. Soal kapan biarlah menjadi urusan Yang Maha Kuasa. Lagian nggak adil juga, selama ini kita cuma berani basa-basi mengajukan pertanyaan kapan nikah ke teman-teman yang masih happy dengan status singlenya tapi tidak pernah berani bertanya ke mereka atau minimal ke diri sendiri, kamu kapan matinya? But, whateverlah, keep positif thingking, walaupun saya sendiri kadang suka sebel bin kesel dengan orang-orang di sekitar yang doyan mengajukan pertanyaan basi macam gitu macam nggak ada pertanyaan lain saja. Coba konteks pertanyaannya diganti kayak gini. "Ukh udah niat menikah belum?" Eh, kalau niat ada sih tapi belum ada calonnya, hehe "Kalau ada yang mau ajak antii ta'aruf, mau gak?" Hmm diam sejenak pura-pura mikir. Iya. Boleh juga. Nah, itu tuh bentuk pertanyaan yang tepat, kalau memang kita benar-benar peduli sama teman, saudara atau sahabat yang masih single. Pertanyaan yang kita ajukan mustinya bisa jadi solusi bukan pertanyaan yang bikin mereka tambah galau berlipat-lipat. Misalkan, sewaktu-waktu dapat todongan pertanyaan retoris yang mengandung tawaran baik kayak gitu, kita juga gak usah sok-sok-an jaim. Bilang saja iya. Bilang saja mau. Kalau memang berminat, apa salahnya? Hehe. Jodoh itu bisa dijemput dari arah mana saja, guys. Mau lewat orangtua, teman, tetangga, kerabat, guru, orang yang baru kenal di perjalanan udara pun jadi atau dari mana-mana saja. Kuncinya, jangan sempitkan pikiran dan buka akses jalan menuju ke sananya lebar-lebar. Urusan hasil belakangan, yang penting ikhtiar dulu. Logikanya, gimana kita mau segera ketemu jodoh, bila setiap ada yang datang langsung ditolak. Pendek, ditolak. Tinggi, ditolak. Kurus, ditolak. Gemuk juga ditolak. Miskin, ditolak. Kaya pun ditolak. Maunya apa coba. jawaban ust. Khalid nih bila ditanya soal jodoh Bukan berarti pula kita boleh asal menerima sesiapapun yang datang, tapi sebelum menolak, please, pertimbangkan baik-baik apa yang wajib dipertimbangkan. Oke, masalah pertimbangan itu kita skip dulu, kembali ke soal pertanyaan. Kalau pertanyaan kapan nikah diselipi kata ingin di tengahnya atau diganti dengan pertanyaan, target nikahnya kapan, baru deh saya bisa kasih bocoran jawabannya. In syaa Allah di umur duapuluhtiga. Itu target nikah saya selanjutnya ketika target awal saya pupus di tengah jalan. Jadi gini, sebelumnya saya pernah pasang target; pengen menikah dini tepatnya di umur duapuluh. Ups! Keinginan tersebut bahkan pertama kali muncul saat saya masih mengenakan seragam putih abu-abu. Semasa SMA memang udah terbesit niatan saya ingin menikah muda, hihi, tapi niatan tersebut terpaksa harus saya singkirkan jauh-jauh demi memenuhi harapan orang tua terutama mama yang menginginkan putrinya meraih gelar sarjana lebih dulu sebelum menyabet gelar istri. Lagipula ketika memasuki umur duapuluh, saya baru duduk di bangku semester lima, masih asyik berkutat dengan tumpukan tugas dari dosen yang seperti gak ada ujungnya belum ditambah dengan seabreg kegiatan kemahasiswaan yang saya geluti, mana sempat mikir nikah muda. Lagian juga tidak ada tanda-tanda jodoh saya bakal datang di umur duapuluh. Yowes, saya beralih, bikin target baru. Menikah lepas kuliah. Well, karena saya lebih dulu kejar target wisuda di umur duapuluhdua jadi saya sengaja bikin target menikah di umur duapulutiga. Ceritanya biar bisa lebih fokus mempersiapkan diri gitu. Alhamdulillaah, target wisuda saya tercapai tepat waktu sementara target menikah saya, eng ing eng! Bukannya tidak tepat waktu, hanya saja ketika saya datang menjemput jodoh di umur segitu, Allah belum kasih. Namanya manusia cuma bisa berencana, Allah yang menentukan. Saya merencanakan menikah di umur duapuluhtiga namun Allah punya kehendak lain, yoweslah, kan saya masih bisa bikin target baru. Intinya sih, jangan pernah putus asa. Target pertama gagal, bikin target kedua, target kedua juga gagal masih ada target-target selanjutnya yang bisa kita susun sewaktu-waktu selagi niatan masih menetap di hati. Ibaratnya, niat tanpa target adalah sebatas angan sedang niat yang disertai target adalah mimpi yang berpijar. Setidaknya dengan menetapkan target, kita punya tujuan yang jelas. Menjadikan mimpi bukan sebatas bunga tidur. Seperti halnya dengan niat, target yang saya tetapkan juga tidak asal-asalan. Bila di dua target sebelumnya saya sekadar mencantumkan umur, maka target selanjutnya saya bikin lebih spesifik. Tidak tanggung-tanggung; hari, tanggal, bulan dan tahun pun saya cantumkan jelas-jelas. Selain menuliskan target tersebut di buku catatan yang kerap saya bawa kemana-mana, diam-diam hati saya juga sering berbisik lirih tentang niatan tersebut. Yaa Allah, saya ingin menikah. Maksimal di umur duapuluhlima, tapi kalau boleh sebelum umur saya menyentuh angka seperempat abad. Jika boleh ya Allah. Mohon perkenankan. Waktu itu, tersisa enam bulan sebelum umur saya memeluk angka duapuluh lima. Saya telah berada persis di titik pasrah, jodoh yang tadinya saya sangka dekat terasa kian jauh tak terjangkau sementara target yang saya tentukan tinggal hitungan bulan. Jadi, apa yang bisa saya lakukan selain memasrahkan semua yang terbaik pada ketetapan-Nya. Enam bulan yang kemudian menjelma tiga bulan tersisa dan saya masih belum punya jawaban iya bila ditimpuk pertanyaan udah punya calon belum. Bila diingat, rasanya mustahil saya bisa memenuhi target nikah dalam jangka waktu sesingkat itu. Belum prosesnya. Belum musyawarah antar keluarga. Belum masalah uang panai'. Belum khitbahnya. Belum penetapan tanggal nikah. Belum persiapan walimah. Waduh, baru sekadar memikirkan saja saya udah kewalahan duluan. Tapi, apa sih yang mustahil bagi Allah. Kun Fa ya Kun. 15 April 2017. Di dua bulan kurang tiga hari menjelang seperempat abad, alhamdulillaah, target menikah yang sempat saya anggap mustahil beneran terwujud. So, tunggu apa lagi. Bagi kalian yang telah berniat menyempurnakan separuh dien, Allah dengar kok segala isi hati kita. Ayo, segera bikin target; kapan ingin nikah? Aksi Oke, sekarang waktunya beraksi. Haha saya bukan ngajakin ikut aksi demo ya, melainkan aksi jemput jodoh. Ikhtiar sebatas niat dan target saja belum cukup. Perlu tindakan nyata yang saya sebut sebagai aksi. Sepengamatan saya, aksi menjemput jodoh ini juga banyak macamnya. Ada yang beraksi menjemput jodohnya lewat perjodohan, ada yang lewat kontak jodoh ada yang lewat dunia maya, ada yang lewat jalinan kasih sebelum SAH, ada yang lewat jalinan hati tanpa kepastian, ada pula yang cuma lewat perantara teman, guru, saudara, kerabat atau kenalan. Kira-kira bila ditawarkan memilih, kalian pilih aksi jemput jodoh yang mana? Kalau saya milihnya, aksi yang Allah ridhoi, Orang tua ridho, saya pun ridho. Jika lewat perjodohan, orang tua ridho otomatis Allah juga ridho, tapi belum tentu sayanya ridho. Syukurnya, orang tua saya bukan tipikal orang tua yang suka memaksakan keinginan mereka ke anaknya. Apalagi terkait urusan yang si anak sendiri bakal ngejalani. Lagipula dalam Islam nggak ada tuh konsep perjodohan macam zaman Siti Nurbaya. Sebaliknya, wanita diberi kebebasan memilih jodoh sesuai dengan keinginannya sendiri. Seperti yang disabdakan Rasul. โDari Ibnu Abbas rodhiyallahu anhu , bahwa seorang wanita datang kepada Rasulullah shalallahu alahi wa sallam , lalu ia memberitahukan bahwa ayahnya telah menikahkannya padahal ia tidak suka , lalu Rasulullah shalallahu alahi wa sallam memberikan hak kepadanya untuk memilihโ HR Abu Daud Beraksi lewat kontak jodoh macam yang di tipi-tipi juga bukan saya banget, selain caranya yang nyeleneh, saya nggak minat sama sekali, lebih-lebih lewat dunia maya yang dominan fatamorgana. Di akun medosnya saja tampak perfect, aslinya i don't know. Sekarang kan jamannya serba pencitraan. Orang-orang gampang memosting gambar-gambar dirinya yang telah diedit sedemikian rupa dihiasi pula dengan caption yang sok bijak, sok melankolis, sok agamis, sok motivator, namun di dunia nyata wajah dan sikapnya ternyata berbanding seratus delapan puluh derajat. Astaghfirullaah, bukannya bermaksud su'udzhon, tanpa disadari saya pun mungkin pernah melakukan khilaf yang sama, cuma mengingatkan saja. Hati-hati, jangan terlalu larut dengan dunia maya. Cukuplah menjadikan dunia maya sebagai media komunikasi dengan batasan-batasan tertentu bukan sebagai tempat kita beraksi menjemput jodoh dengan mengobral janji-janji palsu. *eaaa Menjemput jodoh dengan jalinan kasih sebelum SAH juga bukan satu-satunya pilihan terbaik. Meski mungkin masih banyak di luar sana yang berpikir satu-satunya cara terbaik menjemput jodoh adalah dengan menjalin hubungan lebih dulu. Logikanya, gimana mau segera dapat jodoh, bila kekasih baca; calon saja belum punya, bergaulnya sesama perempuan, jarang pula keluar, mana ada lelaki yang melirik perempuan single yang sebegitu tertutupnya. Eits, jangan salah! Hanya karena berkomitmen jadi pejuang jofisha jomblo fisabilillaah, red or singlelillaah bukan berarti saya gak bisa segera dapat jodoh. Justru itulah salah satu ikhtiar saya dalam menjemput jodoh. No relationship before marriage. Kadang-kadang jodoh memang gak butuh logika kok. Kurang lebih sama-lah dengan rejeki. Sering datang dari arah yang tak disangka-sangka. Kayak yang udah saya alami. Ih, kok bisa. Gimana ceritanya. Teman kampus, bukan. Teman organisasi, bukan. Teman di medsos, iya, but pajangan doang sih. Nyaris gak pernah saling sapa di dunia maya. Ketemunya cuma sekali, kenalan singkat juga cuma sekali via BBM doang. Udah gitu aja. Nothing special. Dia di Makassar. Saya balik Papua. Kurang lebih dua tahun pasca pertemuan dan perkenalan yang hanya sekali, kami sama sekali gak ada komunikasi apa-apa. Lalu, belum genap tiga tahun berjalan, rasanya semua seperti mimpi. Saya ketemu dia lagi. Bersama orang tua. Di ruang tamu rumah saya. Di Papua. Besoknya. kami ketemu lagi. Di kamar pengantin. Pasca ijab kabul. Uhuk. Well, sampai detik ini pun bila mengingat kronologis perjalanan saya menjemput dia dan dia menjemput saya, rasanya masih kayak mimpi. Sulit percaya. Logikanya dimana coba, kami hanya butuh dua kali pertemuan untuk jadi jodoh, di luar sana malah ada yang langsung berjodoh di pertemuan pertama. Etapi saya tak menyarankan kalian beraksi mengambil tindakan nekat dengan menjemput jodoh bak membeli kucing dalam karung yaa. Kecuali benar-benar yakin. For me, jodoh yang tak butuh logika. Bukan cinta. Sebab cinta sewajarnya butuh logika. Jika cinta tanpa logika endingnya bakal crazy or dead. Tuh, baca saja kisah cinta tak berlogikanya Majnun terhadap Layla atau Romeo terhadap Juliet yang rela menjadi gila dan mati oleh sebab cinta. Keduanya bukan kisah cinta heroik yang patut diteladani. Kisah cinta yang heroik itu yang serupa kisah cinta Sang Rasul terhadap kekasih pertamanya Khadijah yang mengajarkan kepada kita tentang kesetiaan. Betapa sabda Rasul ketika mengenang kesetiaan menduang istrinya. "Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkari. Dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan. Dan dia memberikan hartanya kepadaku ketika orang-orang tak memberiku apa-apa. Allah mengaruniakan aku anakn darinya dan mengharamkanmu anak dari selain dia" [HR Imam Ahmad]. Aih, tiap baca hadis ini hati saya selalu tersentuh. Adakah saya bisa meneladani betapa mulianya khadijah sebagai seorang istri. Atau pernah nggak baca kisah cintanya seorang Salman Al Farisi, sahabat nabi dari Persia yang konon diam-diam menaruh perasaan cinta pada seorang wanita muslimah Madinah nan shalihah. Berniatlah ia hendak melamar wanita tersebut. Namun, sebagai penduduk baru di Madinah Salman tidak mengetahui persis bagaimana tradisi mengkhitbah wanita di daerah tersebut sehingga datanglah ia kepada sahabatnya Abu Darda untuk dimintai bantuan melamar wanita idamannya. Sebagai saudara seiman, tentulah Abu Darda merasa berkewajiban membantu. Maka berangkatlah keduanya menuju rumah wanita yang dimaksud. Sesampai di sana, Abu Darda memperkenalkan Salman Al Farisi kepada orang tua wanita yang hendak dilamar sahabatnya itu kemudian menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan mereka. Orang tua si wanita menyambut baik kedatangan mereka dan menyerahkan sepenuh keputusan kepada putrinya. Berdebar hati Salman saat menanti keputusan wanita yang ingin dinikahinya. Namun siapa sangka, jawaban wanita tersebut seharusnya menghancurkan hati Salman berkeping-keping. "Putriku akan mengatakan iya jika Abu Darda memiliki keinginan yang sama seperti keinginan Salman Al Farisi" Jawaban yang sangat mengejutkan disampaikan oleh ayah sang wanita. Putrinya justru memilih lelaki yang niatnya datang hanya ingin membantu pinangan sahabatnya. Kemudian dengan legowonya seorang Salman Al Farisi bisa menerima keputusan itu. Mengikhlaskan sahabatnya menikah dengan wanita yang hendak ia lamar namun tak memilihnya. Tidak sebatas mengikhlaskan, semua harta benda yang ia siapkan termasuk mahar untuk si wanita itu ia berikan pula kepada Abu Darda. Maa syaa Allah. Kalau kita yang ngalami kayak Salman gimana rasanya ya? Maksud hati melamar pujaan hati pake bantuan mak comblang eh yang mau dilamar malah pengennya sama mak comblang. Duh, pasti nyesek. Perih. Sakit pake banget. Misalkan dalam kondisi demikian, sanggupkah kita bersikap kstaria dan heroik layaknya sikap Salman Al Farisi. Pasti sanggup. Bila merasai cinta pake logika. Kalau gak pake logika, itu mah yang susah. Hidup kemudian dibutakan oleh cinta. Depresi berlarut-larut. Stress berkepanjangan. Puncaknya, bunuh diri hanya karena cinta. Naudzubillaahi min dzalik. So, please, urusan cinta pake logika yaak. Kalau urusan jodoh gak papa deh gak pake logika, pasalnya jodoh memang hadirnya kadang-kadang memang gak bisa dicerna dengan logika. Menjalin kasihnya dengan siapa, mengikrar janji setianya sama siapa, yang ditunggu siapa, yang datang siapa, yang diharapkan siapa, yang diperkenankan siapa. Namanya jodoh. Berlogika, wajar, tak berlogika, ajaib. Iya, karena urusan jodoh Allah yang turun tangan langsung, mau diulurkan dengan cara apa dan bagaimana terserah Allah, tapi tergantung juga sih gimana cara kita menjemput dan memintanya. Kalau jemputnya keluar rel, mintanya dengan paksa pula, gimana Allah mau kasih jodoh dengan cara yang baik. Kalau urusan cinta, yaa kita sendiri yang mengelola. Kan Allah udah titipi kita hati, udah bekali juga dengan potensi rasa. Mau cinta sama siapa, nau benci sama siapa, whoever. Allah yang menggerakkan hati-hati kita dan Dia juga yang memberikan skill agar kita mampu mengelola hati sendiri. Simply, cinta jangan dijadikan alasan menikah. Sebab ada atau tidaknya cinta, sama saja. Bila Allah telah tetapkan yang berjodoh pasti berjodoh. Yang ngotot pengen berjodoh dengan dalih cinta mati pun jika Allah takdirkan tak bersama tidak akan bersama. Maka benarlah kata bijak ini, cinta tak harus saling memiliki tapi siapapun yang anda miliki harus anda cintai. Urusan jodoh pun sesederhana itu. Saya kutip lagi ya kata Mario Teguh. โJodoh itu di tangan Tuhan. Benar. Tapi jika Anda tidak meminta dan mengambil dari-Nya, selamanya dia akan tetap di tangan Tuhan.โ. Well, saya gak bermaksud mengulang pernyataan karena jodoh di tangan Tuhan berarti kita yang harus jemput, kita yang harus datang pada-Nya, kita yang harus minta dengan permohonan terbaik. Mudah-mudahan segera Allah berikan. Tidak sama sekali. Sebenarnya dari awal saya udah greget pengen mengulas soal ini namun sengaja saya skip dulu biar lebih fokus membahas ikhtiar dalam menjemput jodoh. Rencana malah saya pengen bikin ulasan tersendiri di postingan baru namun keburu waktu. Postingan ini saja belum jadi-jadi, belum postingan Menuju halal part dua, part tiga dan seterusnya. Ya udah, sekaligus saya bahas di sini saja. Barangkali saya salah satu dari sekian banyak orang yang menikah tanpa diawali dengan dasar cinta. Iya sih, dulu cinta segala-galanya bagi saya. Siapa sih yang gak mau menikah dengan orang yang mencintainya pun dicintainya. Saya sampai membahas kegelisahan saya tentang pilihan menikah di Kamar Kenangan ini berdasarkan apa yang pernah saya alami dan rasakan. Sampai akhirnya saya menemukan jawaban dari alasan kenapa saya ingin menikah. Kembali ke niat lantas cinta di mata saya bukan lagi menjadi alasan pertama, kedua dan seterusnya. Jika cinta harus menjadi alasan, saya dengan yakinnya meletakkan cinta di pilihan terakhir. All right, sungguh beruntung orang yang bertemu jodohnya karena didasari rasa cinta. Mungkin layaknya kisah cinta Hamis dan Raisa yang disebut-sebut sebagai haripatahhati se-Indonesia, saking bapernya orang-orang yang menyaksikan kemesraan dan luapan cinta yang terpancar di mata dua sejoli yang baru melangsungkan pernikahan awal September kemarin. Atau layaknya kisah pernikahan spektakuler Rafi dan Nagita yang disiarkan secara life dan eksklusif tiga tahun silam bahkan kehidupan setelah pernikahan mereka mulai dari berbulan madu hingga hadirnya Rafatar diangkat sebagi reality show oleh salah satu stasiun TV swasta Nasional. I's true, pernikahan impian semua orang tentunya. Mengawali pernikahan dengan cinta. Kalau nggak cinta, ngapain nikah. Iya nggak? Iya sih iya, tapi kenapa kok banyak artis yang nikahnya karena cinta eh gak sampai beberapa tahun kemudian, ada yang cuma hitungan bulan malah, udah memutuskan berpisah dengan alasan tidak ada lagi kehormanisan dalam rumah tangga mereka. Entah kemana perginya cinta yang disanjung-sanjung dulul. Nah lho? Tidak bisa dipungkiri, setiap orang mungkin pernah menyimpan satu nama dalam hatinya yang dia dambakan menjadi pasangan hidup dan imam dalam rumah tangganya kelak. I also, sebelum paham hakikat cinta yang sebenarnya, saya merawat perasaan itu dengan bumbu keyakinan you are my destiny. Sebegitu yakinnya saya. Sebegitu berharapnya saya. Iya, saya pernah memilih beraksi menjemput jodoh dengan menjalin hati tanpa kepastian. Sebatas mengungkapkan kemudian didiamkan. Menautkan janji. Mengejar mimpi yang lain. Kemudian menunggu. Ketika mimpi yang dikejar telah digenggam, janji itu belum juga terpenuhi. Menunggu menjelma abu-abu. Dipertanyakan salah. Didesak salah. Didiamkan juga salah. Lalu, saya merasa serba salah. Kesalahan fatal yang tidak seharusnya saya lalukan; menunggu seseorang yang bukan jodoh. Entah, harus sampai kapan saya menunggu dengan macam-macam prasangka yang kerap meresahkan hati. Oke, saya akui saya bukan hanya salah tapi juga kalah. Saya cukup lelah menunggu dan jujur saja, saya bukan perempuan kuat yang sanggup menunggu selamanya apalagi menunggu tanpa kepastian. You know that feel kan? Life is must go on. This is my life. Saya telah sampai pada pemahaman itu, jodoh tidak dicari, tidak pula ditunggu, harus dijemput maka inilah salah satu ikhtiar saya dalam menjemput jodoh. Melepaskan apa-apa yang hati saya tidak lagi sanggup memikulnya. Jalinan hati meski tanpa status macam pacaran, TTM, kakak-adek, HTS atau apalah namanya ternyata sama saja. Nyatanya memang tidak ada satu pun jalinan yang diridhoi Allah bagi dua orang yang saling mencintai selain jalinan pernikahan. Termasuk jalinan hati. Ah, saya salah. Saya sangka tidak ada salahnya bila diam-diam kita menaruh perasaan pada seseorang. Diam-diam yang dengan sengaja disuarakan lalu didiamkan lagi. Diam-diam pula hati saya ikut merekah lalu sekonyong-konyong hadirlah jalinan hati itu yang mari kita sebut saja sebagai harap, mengharap, berharap, diharapkan. Harapan yang tidak seharusnya tumbuh. Saya telah tiba pada titik itu ketika harapan yang dulunya menjulang pada manusia saya alihkan dan langitkan pada-Nya. Kini, kepada Allah jua-lah saya julangkan segala harap. I believe, jika saya melepaskan satu cinta karena-Nya, kelak Allah pasti menggantinya dengan cinta yang lain, cinta yang lebih baik, cinta yang terbaik. In syaa Allah. Kalau versi ust. Salim A Fillah sih "Cinta tak pernah meminta atau menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian atau pengorbanan" Finally, beraksi lewat perantara menjadi satu-satunya pilihan tersisa yang saya pilih. Menjemput jodoh lewat perantara yang diawali dengan menukar selembaran biodata atau istilah kekiniannya ta'aruf. Pasti udah pada tahu kan istilah tersebut. Kenapa ta'aruf, bagaimana konsepnya, seperti apa alurnya, seberapa lama prosesnya, gimana ngejalaninya. Jawabannya; so simple. Sungguh, gak menguras otak, tenaga, waktu, lebih-lebih air mata. In syaa Allah bakal saya bahas khusus di postingan berikutnya. Back to the topic, selain tiga poin utama niat, target, aksi actually masih banyak poin yang belum sempat saya jelaskan panjang lebar satu per satu mengingat catatan ini keburu terlanjur melebar kemana-mana. Saya sebut poin-poinnya saja ya mengenai ikhtiar yang saya lakukan namun gak sempat saya jabarkan di postingan ini. Tidak letih berdoa, banyak-banyak istighfar, mendekat pada Allah, sering curhat galau-galau dan baper-bapernya sama Dia, keep positif thingking juga sama Dia, dekat sama teman-teman yang udah pada nikah. Sering ngumpul sama ibu-ibu majelis ta'lim. Suka datang ke kondangan. Minta didoakan sama teman yang dapet giliran jadi pengantin, koleksi buku-buku pernikahan, bacanya sekali-sekali. Sering bikin caption di IG tentang jodoh. Doyan share artikel-artikel rumah tangga di FB dan yang tak kalah pentingnya. Nuntut ilmu nikah. Yip, nikah juga butuh ilmu, sis, bro, makanya saya demem banget ngejar ilmu yang berkenaan dengan pernikahan dan rumah tangga, misal rajin ikut kajian bareng ibu-ibu, Incar seminar pra nikah or family talkshow kalau ada, seminar parenting juga sukaaa. Kira-kita begitulah ikhitiar yang kerap saya lakukan di luar tiga poin utama. Ada pun beberapa hal lainnya sempat saya singgung di sepanjang menguraikan tiga poin utama, semisal saya yang memilih menjemput jodoh dengan pulang ke rumah orang tua, berbakti pada mereka meski sampai detik ini atau sampai kapan pun bakti saya ke mereka gak pernah cukup atau saya yang berusaha open minded memutuskan untuk tidak lagi menunggu siapa-siapa, menjemput jodoh saya sendiri dengan menerima tawaran ta'aruf seseorang yang meski, gak begitu kenal perangainya, gak begitu tahu persis parasnya, jangankan ngomong masalah perasaan, akrab saja tidak. Tapi saya mau, saya ingin, saya bersedia berproses dengan lelaki asing itu. Kenapa? Kembali ke Niat. Kembali ke Target. Kembali ke Aksi. Kembali ke masalah jodoh itu di tangan Tuhan. Kalau bukan kita sendiri yang datang menjemput dan meminta, selamanya jodoh akan tetap di tangan Tuhan. Niat udah, target udah, aksi udah. Poin-poin lainnya juga udah saya sebutin. Selanjutnya apalagi? Sabar, TawakaL, Syukur Of course, setelah segenap ikhtiar dilakukan, silakan perbanyak stok SABAR kemudian jangan lupa pasrahkan semua hasilnya pada Ilahi. Tugas kita kan cuma berikhtiar menjemput dan meminta jodoh yang masih ada di tangan Tuhan. Persoalan Allah kasih jodoh kita segera atau tidak, sesuai dengan harapan kita atau bukan itu sepenuhnya hak Allah. Jadi, bila Allah tak kunjung mengulurkan jodoh atau mengulurkan namun tak sesuai dengan jodoh yang kita impikan, what do you do? Tetap bersyukur. Bila Allah belum kasih sampai saat ini it means, waktunya yang belum tepat dan bila Allah mengulur jodoh namun jauh dari yang didambakan it means dialah orang yang tepat, dialah jawaban terindah dari ikhtiar panjangmu, dialah jodoh terbaik yang dipilihkan Allah untukmu. Take picture via instagram Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kau dustakan, wahai diri Barangkali saya tidak termasuk orang beruntung yang menikah dengan lelaki pilihan hatinya namun boleh saya katakan dengan lantang, saya-lah orang yang sangat bersyukur menikah dengan lelaki pilihan Allah yang juga memilihku karena Allah dan saya pun memilihnya karena karena Allah. Baca juga Menikah Karena Allah IG ; mediareminder Sekian, ikhtiar menjemput jodoh versi saya. Mudah-mudahan bisa menginspirasi khususnya bagi kalian yang masih lajang dan udah punya niat menikah. Yuk, tetap semangat berikhtiar jemput jodoh masing-masing. Baca kisah Menuju Halal selanjutnya Kriteria Jodoh Impian
Konten ini adalah kiriman dari pembaca Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini. Ilustrasi โ Catatan ini bukan cerita bagaimana teori perjodohan Rasulullah dengan Khadijah, Ali dengan Fatimah, atau kisah terkini antara Abdullah Khoirul Azzam dengan Anna Althafunnisa dalam serial Ketika Cinta Bertasbih. Ini hanya teori ringan berupa beberapa konsep yang harus dibuktikan sebagai analisa bersama di zaman sekarang. Berikut konsepnya 1. Konsep tawakal โ ุฅูู
ุง ุงูู
ุคู
ููู ุงูุฐูู ุฅุฐุง ุฐูุฑ ุงููู ูุฌูุช ูููุจูู
ูุฅุฐุง ุชููุช ุนูููู
ุขูุงุชู ุฒุงุฏุชูู
ุฅูู
ุงูุง ูุนูู ุฑุจูู
ูุชููููู 2 ุงูุฐูู ูููู
ูู ุงูุตูุงุฉ ูู
ู
ุง ุฑุฒููุงูู
ูููููู 3 ุฃููุฆู ูู
ุงูู
ุคู
ููู ุญูุง ููู
ุฏุฑุฌุงุช ุนูุฏ ุฑุจูู
ูู
ุบูุฑุฉ ูุฑุฒู ูุฑูู
4 โSesungguhnya orang-orang yang beriman [1] ialah mereka yang bila disebut nama Allah [2] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka karenanya, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal. yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki nikmat yang mulia.โ Berangkat dari ayat di atas bahwa tawakal juga harus di iringi dengan ibadah seperti shalat dan berbagi kepada yang membutuhkan agar kelak mendapat rizki yang mulia di sisi Allah. Tawakal atau berserah diri setelah semua upaya di usahakan itulah esensi dari arti kata tawakal sesungguhnya. โ โฆโฆ..ูู
ู ูุชู ุงููู ูุฌุนู ูู ู
ุฎุฑุฌูุง2 ููุฑุฒูู ู
ู ุญูุซ ูุง ูุญุชุณุจ ูู
ู ูุชููู ุนูู ุงููู ููู ุญุณุจูโฆโฆ3 โBarangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.โ Oleh karenanya bagi rekan-rekan yang dalam masa penantian hendaknya memahami konsep pertama ini sebagai langkah awal menuju proses selanjutnya. Bagaimana, mudah kanโฆ! 2. Konsep penyembahan . ุฅูุงู ูุนุจุฏ ูุฅูุงู ูุณุชุนูู- โHanya Engkaulah yang kami sembah [3], dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan [4].โ QS. Al-Faatihah 5 โฆโฆโฆ..โฆโฆ ูู ุชูุงููุง ุงูุจุฑ ุญุชู ุชููููุง ู
ู
ุง ุชุญุจูู โKamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna, sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintaiโฆโ QS. Ali Imran 92 โ ููุนููู ุงูุจููู ุนูุจููุงุณู ููุงูู ููููุชู ุฎููููู ุงูููููุจูููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ููููู
ูุง ููููุงูู ููุง ุบูููุงู
ู! ุงูุญูููุธู ุงููููููู ููุญูููุธููู ุงูุญูููุธู ุงููููููู ุชูุฌูุฏููู ุชูุฌูุงูููู ููุฅูุฐูุง ุณูุฃูููุชู ููุงุณูุฃููู ุงููููููู ููุฅูุฐูุง ุงูุณูุชูุนูููุชู ููุงุณูุชูุนููู ุจูุงููููููู ุฑูููุงูู ุงููุชููุฑูู
ูุฐูููู ููููุงูู ุญูุณููู ุตูุญููุญู Ibnu Abbas RA berkata Aku pernah di belakang Rasulullah SAW pada suatu hari dan beliau bersabda โWahai anak muda peliharalah ajaran Allah niscaya Dia akan memelihara engkau dan peliharalah ajaran Allah niscaya engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu. Jika engkau meminta sesuatu mintalah kepada Allah dan jika engkau meminta pertolongan mintalah pertolongan kepada Allah.โ [5] Dalam konsep ke-2 ini tentunya memerlukan beberapa perangkat dalam melakukan segala jenis ibadah yang harus dilakukan dengan konsisten dan sabar. Mari kita perhatikan surat Hud juz 12 di bawah ini โ ูุงุณุชูู
ูู
ุง ุฃู
ุฑุช ูู
ู ุชุงุจ ู
ุนู ููุง ุชุทุบูุง ุฅูู ุจู
ุง ุชุนู
ููู ุจุตูุฑ 112 ููุง ุชุฑูููุง ุฅูู ุงูุฐูู ุธูู
ูุง ูุชู
ุณูู
ุงููุงุฑ ูู
ุง ููู
ู
ู ุฏูู ุงููู ู
ู ุฃูููุงุก ุซู
ูุง ุชูุตุฑูู 113 ูุฃูู
ุงูุตูุงุฉ ุทุฑูู ุงูููุงุฑ ูุฒููุง ู
ู ุงูููู ุฅู ุงูุญุณูุงุช ูุฐูุจู ุงูุณูุฆุงุช ุฐูู ุฐูุฑู ููุฐุงูุฑูู 114 ูุงุตุจุฑ ูุฅู ุงููู ูุง ูุถูุน ุฃุฌุฑ ุงูู
ุญุณููู 115 โMaka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zhalim [6] yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolong pun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang pagi dan petang dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.โ Pesan dari ayat yang agung di atas di antaranya, mari kita perhatikan ูุงุณุชูู
= Perintah untuk konsisten dalam kebaikan ููุง ุชุฑูููุง ุฅูู ุงูุฐูู ุธูู
ูุง = Menjaga pergaulan ูุฃูู
ุงูุตูุงุฉ = Perintah menjaga Shalat ุฅู ุงูุญุณูุงุช ูุฐูุจู ุงูุณูุฆุงุช = Hendaknya perbuatan buruk dosa-dosa kecil kita di iringi dengan kebaikan agar terhapus kecuali dosa besar via bertaubat ูุงุตุจุฑ = Dan perintah bersabar. Perangkat dari konsep ke-2 Menyembah hanya kepada Allah. Meminta segala sesuatunya juga kepada Allah Belajar berbagi untuk menjadi pribadi yang taat Dan kesimpulan yang ada dari surat Hud di atas. Teruntuk para penanti jodoh hendaknya juga memperhatikan pesan-pesan tersirat dari ayat-ayat Qurโan dan hadits nabi pada konsep ke-1 dan ke-2. Sekarang kita beralih ke konsep selanjutnya. 3. Konsep amal shalih dan Iman โ ู
ู ุนู
ู ุตุงูุญุง ู
ู ุฐูุฑ ุฃู ุฃูุซู ู ูู ู
ุคู
ู ูููุญูููู ุญูุงุฉ ุทูุจุฉโฆโฆ. โBarangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.โ [7] Dari surat An Nahl ayat 97 juz 14 di atas, mari kita perhatikan sejenak kalimat โูููุญููููโ falanuhyiyannahu maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya , di sini Allah taโala menggunakan huruf โLam taukidโ setelah huruf โFaโ dan โNun tasydidโ sebelum huruf โHa besarโ di akhir. Dalam kaidah bahasa Arab huruf Lam taukid berharakat fathah dan Nun Tasydid dibaca dengan ghunnah/berdengung 2 harakat yang di gabungkan dalam satu kalimat itu mempunyai arti Penguat makna. Penekanan lebih bersifat jaminan, menguji secara pasti dan lainnya sifatnya tergantung teks Qurโan Bisa juga pengeras arti tergantung dari ayat sebelum dan sesudahnya. Contoh berupa jaminan pasti Ada di Surat An Nahl ayat 97 juz 14 pada kalimat โูููุญููููโ falanuhyiyannahu, adapun konteksnya Allah taโala akan menjamin mereka ikhwan dan akhwat yang punya kecenderungan pada kebaikan dengan kehidupan yang layak, tapi dengan satu sarat yaitu โpercaya akan adanya satu Tuhan Allah tanpa menyekutukan-Nyaโ. Adapun berupa ujian yang juga bersifat pasti ูููุจููููู
ุจุดูุก ู
ู ุงูุฎูู ูุงูุฌูุน ูููุต ู
ู ุงูุฃู
ูุงู ูุงูุฃููุณ ูุงูุซู
ุฑุงุช โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ โDan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahanโฆโ QS. Al Baqarah 155 Mari kita perhatikan kalimat ูููุจููููู
โwa lanabluwannakumโ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu. Artinya Allah hendak menegaskan bahwa akan ada pelbagai ujian yang bersifat pasti karenanya pula dipakailah huruf โLam taukid dan Nun tasydidโ sebagai bentuk keilmuan bagi orang-orang yang beriman agar bersiap-siap akan ujian dari-Nya, di antaranya Rasa Takut yang kadang menghampiri Rasa lapar yang pernah dirasakan kondisi ekonomi menjadi kurang mengizinkan kehilangan sanak saudara atau orang-orang terkasih dan juga kekurangan akan buah-buahan Makanan Kalaupun kita dapati tidak dengan Nun tasydid misalnya di surat Yusuf ayat 32 juz 12 โฆ.ููุฆู ูู
ููุนู ู
ุงุก ุขู
ุฑู ููุณุฌูู ููููููุง ู
ู โโฆDan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina.โ Kalimat pertama โููุณุฌููโ โlayusjanannaโ niscaya dia akan dipenjarakan dengan lam taukid di awal dan nun tasydid di akhir, artinya memang betul Istri Al-Aziz atau yang lebih dikenal di kalangan masyarakat luas sebagai Zulaikha, Zalikha atau Rahil, walaupun riwayat tentang nama sebenarnya tidak ada yang bisa di pertanggungjawabkan karena semuanya lemah. Bahwasanya dia hendak memenjarakan Yusuf jika tidak menuruti aturannya. Tapi kalimat setelahnya justru berbeda, mari kita perhatikan โ ููููููุงโ โwa layakuunaaโ dan dia akan termasuk/menjadi menggunakan huruf Nun Khofifah dan dibaca panjang 2 harakat yang bermakna โPenekanannya lebih ringan ketimbang dengan nun tasydidโ, artinya Maksud Istri Al-Aziz kepada Yusuf sejatinya bertentangan dengan hati nuraninya atau tidak sepenuh hati. Karena bagaimana mungkin dia melihat orang yang sangat di cintainya hingga di mabuk asmara karena ketampanannya menjadi orang yang terhina. Tentunya kita pun demikian tidak mungkin melihat orang yang kita cintai menderita. Studi Normatif Sebenarnya apa yang dilakukan Istri Al Aziz kepada sang pujaan hati Yusuf adalah Salting Salah tingkah Istilah zaman sekarang karena cintanya yang berlebihan atau lebai kata anak muda di zaman ini. Kesimpulan konsep ke-3 Almarhum Syeikh Tantowi mantan Syeikh Al-Azhar Mesir pernah mengatakan kalau ayat dari Surat An Nahl di atas merupakan ganjaran di dunia bagi orang-orang baik lagi beriman kepada Allah yaitu โkehidupan yang layakโ. [8] Para ulama sendiri mengartikan kehidupan yang layak ini beragam Dijadikan pemegang kepentingan. Dimantapkan agamanya Diberikan rasa nyaman dalam hidup Pekerjaan yang cocok. Keluasan rizki yang baik Kemudahan demi kemudahan. Juga jodoh yang di idamkan dan masih banyak lagi. Jadiโฆ.. bagi para penanti jodoh hendaknya mengamalkan ayat di atas sebelum kita melanjut ke konsep berikutnya. Semogaโฆ. 4. Konsep Cinta Cinta adalah anugerah Allah yang bisa mengantarkan manusia kepada kebahagiaan, para pakar Cinta sendiri mempunyai banyak definisi tentangnya dan saling berbeda tapi yang bisa disepakati adalah Cinta mendorong untuk melakukan hal-hal positif, karya-karya besar dan menjadikan hidup lebih hidup. Cinta bisa menghilangkan rasa sakit, mendorong untuk segera sembuh, cinta juga bisa menggeser segala jenis rintangan, halangan, gesekan, ujian, cobaan, kesedihan, kegalauan, kesulitan dan benda-benda mati lainnya, karena hakikat cinta adalah benda hidup yang senantiasa menghiasi hari-hari pecinta sejati. Maka teruslah hidup dengan benda hidup Cinta. Cinta bukanlah pemaksaan kehendak dan bukan juga cinta siapa yang memaksakan kehendak, melainkan cinta adalah sebuah dialog antara dua insan yang harus di perjuangkan dengan rahmat dan ridha dari sang pemilik cinta yaitu Allah. Cinta itu bermacam-macam ada cinta kepada Allah dan rasul-Nya, kepada agama, Negara, Manusia, materi, lingkungan, hobi dan banyak lagi, bukti kita cinta kepada Allah yaitu patuh dan taat pada perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Cinta berawal dari pengenalan atau taโaruf, setelah itu timbul rasa, lalu tanggung jawab dan yang terakhir adalah kesetiaan, bukan cinta namanya bagi yang tidak mengenal dan juga yang tidak setia kepada pasangan. Cinta atau Mawaddah adalah mengosongkan hati dari segala kekurangan terhadap pasangannya, saling mengerti dan melengkapi, karena jika Cinta, segala kekurangan yang ada pada kekasihnya itu terlihat normatif, sehingga betapapun buruk yang di cintainya akan menjadi terlihat baik karena cinta dan itulah arti sejati dari Mawaddah. Khusus yang sudah menikah Oleh karenanya bagi para penjalin cinta kasih Suami-Istri hendaknyalah memperjuangkan cinta, jaga cintanya agar tetap bersemi menghiasi isi hati, sedangkan bagi para penanti jodoh hendaknya bersabar akan jaminan dari Allah berupa kehidupan yang layak di dunia seperti yang tersirat pada surat An Nahl ayat 97 juz 14. Inilah rangkaian singkat dari arti cinta, oleh karenanya wajib bagi kita untuk memahami lebih dalam akan arti cinta sebelum kita melanjut ke Konsep jodoh yang terakhir. 5. Konsep mencari sebab Ajaran Islam bukan saja mengedepankan sisi โSpiritualitasโ tapi juga ada sisi lain yang penting diperhatikan yaitu โRasionalitasโ dari sinilah banyak ilmuwan barat ramai memeluk ajaran Islam karena ajarannya yang rasional. Kalaulah kita hanya berpegang pada sisi spiritualitas saja tentu bisa menggambarkan Islam di mata dunia sebagai ajaran khurafat atau takhayul. Adapun jika pada sisi rasionalitas saja tentunya ajaran ini tak ubahnya sama seperti ajaran Paganisme penyembah berhala. Beberapa contoh rasionalitas dalam Islam Mengambil sebab a. Pembuatan bahtera nabi Nuh sebagai penangkal dari musibah banjir besar. โฆโฆโฆโฆ..ูุงุตูุน ุงูููู ุจุฃุนูููุง ููุญููุง โDan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kamiโฆโ QS. Hud 37. b. Proses mendapatkan makanan seorang Maryam ูุฒู ุฅููู ุจุฌุฐุน ุงููุฎูุฉ ุชุณุงูุท ุนููู ุฑุทุจุง ุฌููุง โDan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,โ QS. Maryam 25 c. Proses penyembuhan atas Wahyu dari Allah kepada nabi Ayyub. ุงุฑูุถ ุจุฑุฌูู ูุฐุง ู
ุบุชุณู ุจุงุฑุฏ ู ุดุฑุงุจ โAllah berfirman โHantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.โ QS. As Shaad 42 Adapun mengambil sebab menanti jodoh, berikut uraiannya 1. Selipkanlah doa ini dalam sujud sebagai wujud dari Ibad Rahman hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang. 74โฆโฆโฆโฆโฆโฆ.ุฑุจูุง ูุจ ููุง ู
ู ุฃุฒูุงุฌูุง ูุฐุฑูุงุชูุง ูุฑุฉ ุฃุนูู ูุงุฌุนููุง ููู
ุชููู ุฅู
ุงู
ุง โฆโฆโฆโฆ โ โYa Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.โ QS. Al Furqan 74. 2. Mulai melakukan proses pencarian belahan jiwa, adapun dicarikan melalui bantuan orang lain hukumnya sah-sah saja. 3. Menikahlah dengan orang yang dicintai laki-laki dan perempuan, atau bisa juga mencintai orang yang menikahi khusus untuk perempuan. 4. Menikah bukan hanya dengan orang yang dicintai, melainkan berkomunikasi dengan keluarga besar pasangan yang juga baik, karena ini adalah porsi ideal dari kebahagiaan menikah sebagaimana petunjuk Rasul untuk melihat garis keturunan yang baik, adapun jika kita belum mampu mengikuti anjuran tersebut hukumnya tidak mengapa, karena bisa jadi orangtua pasangan kurang sholeh tetapi anaknya sholeh, jika sudah kepalang cinta alias cinta medok. Opsi ideal lebih ditekankan 5. Jika sudah merasa mampu dan mendapatkan jodoh yang di idamkan, segeralah menatap langit dengan penuh pengharapan sambil bergerak maju dengan badan tegap sambil melangkah untuk segera melamar sang gadis atau janda gadis lebih di anjurkan karena keutamaannya dengan mengucap โBismillahโ 6. Adapun untuk para akhwat hendaknya bersabar dan terus memperbaiki diri sambil berusaha dan berdoa agar pangeran berkuda putih segera datang menjemput Anda. 7. Semoga berhasil kawanโฆ ___ Catatan kaki [1]. Maksudnya orang yang sempurna imannya. [2]. Dimaksud dengan disebut nama Allah ialah menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakanNya. [3] Naโbudu diambil dari kata ibaadat kepatuhan dan ketundukan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya. [4] Nastaโiin minta pertolongan, terambil dari kata istiโaanah mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri. [5] Riwayat Tirmidzi. Ia berkata Hadits ini shahih. [6]. Cenderung kepada orang yang zhalim maksudnya menggauli mereka serta meridhai perbuatannya. Akan tetapi jika bergaul dengan mereka tanpa meridhai perbuatannya dengan maksud agar mereka kembali kepada kebenaran atau memelihara diri, maka dibolehkan. [7]. Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman. [8] Kajian rutin Tafsir Al Wasith setiap Jumโat siang di Masjid-Islamic Mission City-Kairo. Redaktur Ardne Beri NilaiLoading... Dosen Fakultas Dakwah Universitas Islam Bandung UNISBA & PIMRED di kajian dunia Islam progresif
Jodoh itu merupakan misteri Allah SWT yang selalu didamba setiap insan, terutama oleh akhwat yang belum berhasil menemukannya. Berbicara tentang penantian memang selalu membuat resah. Ditambah lagi bila yang dinanti itu adalah jodoh. Memikirkannya saja bisa membuat seorang akhwat menjadi panas dingin. Memang tidak semua akhwat merasa sulit mendapatkan jodoh. Ada yang sama sekali sedang tidak memikir tentang pernikahan namun secara tiba-tiba esok harinya ada seorang ikhwan yang melamar. Masyaa Allah. Masih ingat kisah cinta salah seorang putra daโi ternama yang menikah dalam usia muda? Kisah cinta mereka menjadi viral di dunia maya. Terlepas dari pro dan kontranya pendapat yang beredar, yang pasti kisah ini sukses membuat baper para akhwat. Tetapi ada juga yang merasakan saat usia sudah menunjukkan saat yang tepat, teman sebaya pun sudah tak lagi merapat karena hatinya telah sukses tertambat di depan KUA, tapi apa daya sang pujaan belum juga tampak. Ternyata untuk mencapai jenjang pernikahan diperlukan sebuah kesabaran ekstra baginya. Walau bagaimana pun menikah itu tetap menjadi pilihan kita karena islam melarang kita hidup membujang. ููุง ุตูุฑููุฑูุฉู ููู ุงููุฅูุณูููุงู
ู โTidak ada hidup membujang dalam Islam.โHR. Abu Daud ุนููู ุนูุงุฆูุดูุฉู ููุงููุชู ููููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ุนููู ุงูุชููุจูุชูููู Dari Aisyah ia berkata; โRasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang hidup membujang.โ HR. Ad Darimi Menikah adalah menegakkan setengah tiang agama dan juga merupakan sunnah Rasulullah yang teramat indah. Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ุฅูุฐูุง ุชูุฒููููุฌู ุงูุนูุจูุฏู ููููุฏู ููู
ูููู ููุตููู ุงูุฏูููููู ุ ููููููุชูููู ุงูููู ููู ุงููููุตููู ุงูุจูุงููู โJika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.โ HR. Al Baihaqi dalam Syuโabul Iman. Tapi, ketahuilah jodoh bukanlah sandal jepit yang sering dipakai dan bisa tertukar. Jodoh akan datang pada waktu dan pada orang yang tepat. Jadi jangan karena teman-teman sebaya telah berhasil mencetak buku nikah membuat kita berkecil hati. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh akhwat yang sedang menanti kedatangan jodoh. Yaitu โข Memperbanyak sholat ููุงุณูุชูุนูููููุง ุจูุงูุตููุจูุฑู ููุงูุตููููุงุฉู โMintalah pertolongan dengan sabar dan shalatโ QS. Al Baqarah 45 Merasa galau karena jodoh tak kunjung datang tentu dapat terobati dengan melaksanakan hadis di atas. Tak ada yang paling berharga bagi seorang selain kesabaran dalam menjalani hidup. Sholat adalah jalan keluar dari segala masalah. Laksanakan sholat wajib tepat waktu dan khusuk serta perbanyaklah sholat sunnah. Sangat dianjurkan melaksanakan sholat tahajud setiap malam tanpa terputus. Mintalah pada Allah pada waktu yang mustajab itu. โข Memperbaiki Niat ุฅููููู
ูุง ุงููุฃูุนูู
ูุงูู ุจูุงูููููููุงุชู ููุฅููููู
ูุง ููููููู ุงู
ูุฑูุฆู ู
ูุง ููููู ููู
ููู ููุงููุชู ููุฌูุฑูุชููู ุฅูููู ุฏูููููุง ููุตููุจูููุง ุฃููู ุฅูููู ุงู
ูุฑูุฃูุฉู ููููููุญูููุง ููููุฌูุฑูุชููู ุฅูููู ู
ูุง ููุงุฌูุฑู ุฅููููููู โSesungguhnya amalan itu tergantung niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan. Barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin ia dapatkan atau karena perempuan yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya untuk apa yang ia tujukan.โ HR. Bukhari Memperbaiki niat adalah salah satu cara yang tepat saat berada dalam penantian jodoh. Tanamkan niat yang kuat bahwa menikah hanyalah karena Allah SWT bukan karena hal-hal lainnya. โข Menjaga Hati Pada saat-saat seperti ini sangat penting untuk menjaga hati. Perasaan yang dimiliki tentu jadi lebih sensitif. Bisa saja rasa iri datang saat melihat teman-teman lain telah menikah sedangkan kita masih berada di batas angan. Selain itu jaga juga hati menjadi sangat penting, jangan sampai merasa putus asa dan membuka pintu masuk bagi syaiton. โข Menjaga Diri ู
ูุง ุชูุฑูููุชู ุจูุนูุฏููู ููุชูููุฉู ุฃูุถูุฑูู ุนูููู ุงูุฑููุฌูุงูู ู
ููู ุงููููุณูุงุกู Tidak ada fitnah yang aku tinggalkan setelahku yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada fitnah wanita. HR. Bukhari Pada dasarnya seorang wanita itu adalah sebuah fitnah, apalagi wanita single. Pesona dan aura yang dimiliki dapat membuat lalai kaum laki-laki. Untuk itu kita wajib menjaga diri sebaik-baiknya, jangan sampai menjerumuskan orang apalagi menjerumuskan diri sendiri ke dalam dosa besar. โข Memantaskan Diri Memantaskan diri di sini bukan berarti memantaskan diri agar mendapatkan jodoh sesuai kriteria yang kita inginkan. Memantaskan diri di sini lebih condong ke arah memantaskan diri sebagai seorang hamba Allah SWT. Menjadikan diri lebih baik dalam beribadah, memantaskan diri agar lebih sabar saat berada di masa-masa sulit, dan memantaskan diri saat jodoh akhirnya tiba. โข Membahagiakan Orang Tua Memasuki masa pernikahan nanti membuat kita lebih sering menghabiskan waktu bersama suami dan juga anak-anak kita sendiri. Coba pikirkan bagaimana dengan orang tua yang telah mengurus kita dari kecil. Bukan berarti setelah menikah nanti kita melupakan orang tua. Tentu setelah menikah nanti kita harus mengatur waktu agar bisa menjenguk mereka. Tetapi belum tentu kita terpilih menjadi anak yang dapat menemani dan merawat masa tua mereka. Maka, jangan sia-siakan masa single ini. Bahagiakanlah orang tua sebaik-baiknya dan percayalah memberi kepada orang tua akan mendatangkan keberkahan dan ridho Allah SWT. โข Mempersiapkan Mental Kita tidak dapat mengetahui jodoh seperti apa yang akan Allah berikan. Apakah dia miskin, kaya, bujang, duda atau mungkin yang telah berada dalam posisi menikah. Mempersiapkan mental sejak dini sangat diperlukan. Jangan sampai saat jodoh kita datang, kita merasa tidak siap. Atau setelah memasuki masa pernikahan timbul rasa penyesalan karena jodoh tidak sesuai dengan yang kita impikan. โข Menikmati Masa Single Percayalah setelah berada dalam masa pernikahan pola kehidupan akan berputar 180ยฐ. Ditambah lagi jika telah hadir anak-anak, beribadah pun akan terasa sedikit sulit. Jadi jauh lebih baik menikmati masa single dengan prestasi dan juga kegiatan-kegiatan positif dari pada terus menerus bergalauria karena si dia. โข Aktif Dalam Mencari Jodoh Secara Syarโi Aktif dalam mencari jodoh bukanlah hal yang memalukan, asalkan kita melakukannya dengan cara-cara yang syarโi. Mulailah dengan membicarakan hal ini dengan kedua orang tua. Tidak ada salahnya meminta mereka untuk mencarikan jodoh untuk kita. Selain itu kita juga bisa meminta tolong pada sahabat-sahabat dekat yang kita miliki. Mengajukan proposal pencarian jodoh kepada murabi juga sangat disarankan. Menanti datangnya jodoh sebenarnya sesuatu yang mengasyikan. Janganlah hal ini dijadikan beban. Karena akan tiba saatnya kita akan tersenyum-senyum sendiri saat kita telah berhasil melewati masa ini. Dan percayalah bahwa Allah SWT telah menetap segala sesuatu dengan sempurna bahkan dalam setiap detailnya. Allah SWT tak pernah menguji seorang hamba di luar kemampuan yang dimiliki. Peliharalah terus prasangka baik kepada Allah dan yakin bahwa yang diberikan adalah yang terbaik untuk diri kita.
Ilustrasi./Copyright dumlaoPunya pengalaman tak menyenangkan atau tak terlupakan soal pertanyaan 'kapan'? Kata 'kapan' memang bisa jadi kata yang cukup bikin hidup nggak tenang. Seperti kisah sahabat Vemale yang disertakan dalam kompetisi Stop Tanya Kapan! Ungkapkan Perasaanmu Lewat Lomba Menulis Juli 2018 ini. Pada dasarnya kamu nggak pernah sendirian menghadapi kegalauan dan kecemasan karena pertanyaan 'kapan'. *** Kapan? Kapan? Kata tanya kapan bagi sebagian orang mungkin menjadi pertanyaan yang sering dihindari atau bahkan dibenci. Mungkin banyak di antara kalian yang seringkali diberi pertanyaan dengan kata tersebut. Bukan pertanyaannya yang membuat kesal, tetapi karena jawaban yang harus diberikan menuntut pemenuhan yang kadang memang belum tahu kapan, sehingga banyak yang tak suka saat pertanyaan itu ditujukan kepada kita. Kapan wisuda? Kapan bekerja? Kapan menikah? Kapan punya momongan? dan kapan kapan lainnya. Bahkan saat pertanyaan kapan bisa dijawab sempurna bisa saja di lain waktu akan ada pertanyaan serupa meski dalam hal yang lain. Benar memang kata tersebut seakan bisa beranak pinak tak ada habisnya. Tak hanya mereka yang pernah merasakan apa yang harus dijawab saat sedang ditanya "kapan", begitu pun dengan saya saat masih bekerja. "Kapan menikah?" seperti santapan sehari-hari yang mereka sampaikan kepada saya kala itu. Sebelumnya saya tak pernah mendapatkan pertanyaan yang kadang begitu sedih mendengarnya. Perkuliahan saya terbilang begitu lancar hingga wisuda. Dan saat mencari pekerjaan juga diberikan kemudahan. Sudah bekerja mau apa lagi coba kalau tidak menikah, karena tidak ada rencana untuk studi menjadi titik balik dari sebuah lontaran pertanyaan kapan menikah, dari situ saya pun sedikit tersentak. Memang kapan saya akan menikah? Dengan siapa? Sementara saat ini saya sedang tidak dekat dengan lelaki siapapun. Termenung di sudut kamar sambil berpikir dan menebak-nebak bagaimana nanti saat saya menikah. Di awal tahun 2013 pertanyaan seperti itu sering terdengar di telinga ini, karena masih terbilang santai saya jawab saja, "Kapan-kapan." Namun kian hari pertanyaan serupa masih tetap terdengar memenuhi gendang telinga saya. Tidak hanya rekan kerja, tetangga dan saudara juga menanyakan hal serupa. Semakin was was saat beberapa teman sekolah dan rekan kerja sudah banyak yang menikah. Tetapi saya tak ingin terbawa suasana hati atau hanya sekadar iri, saya coba santai menanggapi. Hingga di akhir tahun 2013 hati ini semakin merindukan dan mengharapkan akan sebuah pernikahan. Sampai-sampai saat beberapa dari mereka memberikan pertanyaan serupa saya makin cerdas menjawab. Jawaban yang menyiratkan akan sebuah doa dan harapan yang memang sedang ditunggu. Saya jawab saja, "Insyaallah secepatnya," karena begitu saya harapkan dan barangkali bisa menjadi doa yang bisa jadi di antara mereka para pemberi pertanyaan adalah orang yang makbul doanya sehingga semakin kuat dalam mengetuk pintu langit untuk segera memberi jodoh. Menikah, selain saya jadikan resolusi di tahun 2014, saya juga ikut program sedekah yang dipopulerkan oleh salah satu ustaz kondang Indonesia, di dalamnya saya punya cita-cita ingin mewujudkan pernikahan. Tak lupa di setiap doa saya selipkan keinginan untuk segera menikah. Dan saat teman membagikan undangan pernikahan saya coba hadiri di saat ijab berlangsung, karena saat itu langit berguncang dan para malaikat banyak yang mendoakan. Saya manfaatkan untuk mendoakan sang pengantin dan tak lupa saya juga berdoa untuk segera berjodoh. Beberapa kali juga melaksanakan salat istikharah agar diberikan gambaran siapa jodoh saya. Orangtua juga ikut mendoakan saya agar segera sudah tinggal menanti terwujudnya cita-cita mulia, setidaknya dengan menikah bisa menyempurnakan separuh agama. Tetapi ada Allah yang jelas memberikan yang terbaik di antara yang baik untuk hamba-Nya. Tidak semua keinginan hamba-Nya bisa langsung segera dikabulkan. Allah Maha Mengetahui perkara gaib. Barangkali saya memang belum siap atau memang belum ada yang cocok hingga menanti beberapa tahun. Dari sini saya bisa belajar untuk bersabar dan mengerti kalau semua yang kita inginkan belum tentu baik untuk kita. Mungkin ketika kita menginginkan membeli motor baru, HP baru, baju mahal sekalipun bisa kita kumpulkan uang sedikit demi sedikit. Tetapi kalau masalah jodoh hanya Allah yang bisa memberi. Mau meminta ke orangtua, ya tidak bisa. Mau nangis juga percuma kalau belum saatnya tiba. Makanan bisa dibeli, baju bisa dibuat, kerja bisa dilamar, rusak bisa diganti, nah ini jodoh mau minta sampai menangis berhari-hari juga akan percuma kalau waktunya belum tepat. Sudahlah sabar, barangkali saya yang memang belum ikhlas selama mengharap. Apakah saya yang memang masih belum baik? Mungkin karena jodoh saya adalah orang yang baik, saya masih belum sepadan jadi belum dipertemukan, entahlah. Hanya mencoba berprasangka baik dengan keadaan. Terus merenung dan mencoba introspeksi diri serta memperbaiki diri. Karena jodoh juga bagian dari rezeki, barangkali kita sendiri yang menghambat rezeki kita yang lain karena punya utang atau karena berjanji tetapi belum kita penuhi. Dan pertanyaan "kapan" masih terus terngiang di telinga dan seperti biasa saya jawab saja. "Secepatnya, mohon doanya ya." Meski sebenarnya belum ada kepastian lebih lagi tidak ada pria yang sedang dekat. Sampai-sampai begitu saya nanti dan nikmati saat seseorang menanyakan kapan saya menikah. Karena mereka hanya melihat lahiriahnya saja tanpa tahu usaha apa yang sebenarnya sudah setelah beberapa tahun menanti di bulan mei tahun 2016 saya diperkenalkan dengan seseorang yang serius ingin mencari pendamping hidup. Setelah mengetahui biodata masing-masing, kami pun bertemu. Perkenalan yang singkat tetapi kami tidak main-main. Kami bawa perkenalan tersebut ke jenjang pernikahan. Sebulan setelah proses lamaran kami menikah. Kami pun sekarang sudah memiliki satu orang anak. Meski terbilang singkat menanti jodoh, namanya menunggu adalah pekerjaan yang menjemukan hingga terasa seperti puluhan tahun. Dan sekarang pertanyaan kapan menikah sudah tak terdengar lagi bak tergerus ombak yang perlahan menghilang. Tetapi bukan berarti tidak lagi menjumpai pertanyaan "kapan". Karena saat punya anak saya putuskan untuk berhenti bekerja, sekarang digantikan dengan, "Kapan bekerja lagi?" Mencari Jodoh Jadi Terasa Makin Sulit Bila Dipaksakan Jika Tak Bisa Memberi Kepastian Maka Lepaskanlah, Cinta Bukan Permainan Kuputuskan Pacarku Demi Kamu, Tapi Kenapa Kamu Masih Bertahan Dengannya? Sempat Jalan Bareng, Hubunganku dengan Sahabat Cowok Malah Merenggang Dikenalkan ke Keluarga Bukan Jaminan Hubungan Akan Berakhir di Pelaminan vem/nda
Kata Kata Mutiara Menanti Jodoh Terbaik - Jodoh adalah bagian dari takdir, sama halnya dengan rejeki dan kematian. Tidak ada yang tahu kapan waktunya datang, kapanpun itu yang terpenting adalah mempersiapkan. Tak henti berikhtiar, berdoa, dan berusaha menjemputnya. Bagi seorang perempuan yang belum dipertemukan jodohnya, biasanya yang mereka lakukan hanyalah menunggu. Tak mampu mengungkapkan, hanya doa yang menjadi harapan. Berharap laki-laki yang dicintainya itu datang melamarnya. Berikut adalah 50+ kumpulan quotes, kutipan kata kata mutiara bijak, kata kata indah, kata kata bagus, keren, romantis, ungkapan pepatah, kalimat pribahasa, kata kata nasehat islami dan kata kata motivasi tentang menanti, penantian, atau menungguh jodoh, pasangan, dan pernikahan. Kata kata inspiratif tentang menanti jodoh ini sangat cocok dijadikan caption foto/gambar instagram, status facebook, story whatsapp atau lainnya sehingga orang lain yang membacanya juga dapat terinspirasi. 1. Kamu percaya tidak? Tersembunyi apapun seseorang ia pasti akan bertemu dengan jodohnya. Percayalah syarat bertemu dengan jodoh bukan karena fotomu ada di medsos. Untukmu yang menanti di dalam hijab akbar. Tetaplah seperti itu. Tetaplah tersembunyi dan teruslah belajar. - Bela 2. Jika kita hanya menanti jodoh yang sempurna saja, kita mungkin tidak akan bertemu jodoh sampai kapanpun. Manusia pasti memliki kekurangan, Jodoh itu adalah melengkapi antara satu sama lain. 3. Sabar itu ada batasnya makanya ada perintah untuk bertawakal, terutama sabar dan bertawakkal dalam menanti jodoh. 4. Tentang jodoh ada yang sudah dipertemukan, ada yang msih mencari, ada yang msih menanti. Semua memiliki waktunya masing-masing. 5. Jodoh selalu tahu ke hati mana ia harus melangkah dan berpulang. Sebab itu setiap yang mencari pasti menemukan, setiap yang menanti pasti akan di temukan. 6. Pagi bukan saatnya untuk bermalas-malasan dek. cepat bangun, pagi terlalu berharga untuk dilewatkan dengan bermalas-malasan. ada hal besar yang sudah menanti untuk diraih, jodoh contohnya. 7. Bersabar dalam menanti jodoh dari-Nya sembari memperbaiki dan memantaskan diri. 8. Perkara jodoh. Terkadang kamu lupa akan konsepnya. Bahwa, itu diatas kendali Sang Pencipta. Biarkan semesta bekerja sebagaimana mestinya. Tugas kita, menanti dan memantaskan. Sekian. 9. Rejeki sudah ada yang ngatur. Begitu juga jodoh. Sabar-sabarlah menanti, wahai jiwa-jiwa yang sepi. 10. Menanti jodoh itu memang memerlukan doa dan usaha. Dan usaha yang utama adalah memperbaiki diri agar dapat yang baik pula. 11. Semoga yang daerahnya banjir segera surut. Semoga yang isterinya suka ngelawan lekas nurut. Semoga yang msh menanti jodoh lekas dijemput. - rajaandaru 12. Yakin, segala sesuatunya tepat waktu. - Reni Sukma 13. Tentang jodoh ada yang sudah dipertemukan, ada yang msih mencari, ada yang msih menanti. semua memiliki waktunya masing-masing. 14. Menanti jodoh yang misterius, menunggu ketidakpastian, berandai bahwa kau akan bersua dengan seorang pangeran dambaan, namun cinta dalam diam membuat mu merasa gelisah, tetapi pada akhirnya kau akan menemukan jawaban, cinta sejati, dipertemukan oleh alam, dan Tuhan penciptamu. - tuitamatir 15. Pacaran lama = bisa putus. Sudah lamaran = bisa gagal. Intinya jangan terlalu percaya, hari esok itu rahasia Tuhan. Makasih yang sudah ksh support, yang sudah kasih doa baik. Yang suka julid, semoga dapat hidayah. Yang menanti jodoh semoga tahun depan kita menemukan yang tepat. - Ayy_only 16. Menanti jodoh ni ibarat menanti ajal dan maut. Kita tak pernah tau bila saat dan masanya. Semuanya dalam rahsia Allah. 17. Tabahkan hatimu dalam penantian jodoh. Pernikahan bukanlah perlombaan. Dalam urusan jodoh, kesendirian karena penantian penuh kesabaran jauh lebih baik daripada mendahului berpasangan namun tak halal,, Sabar mblo. - vadila nurazizah 18. Tabahkan hatimu dalam penantian jodoh. Pernikahan bukanlah satu perlombaan. 19. Cepat atau lambat semua udah diatur Allah, jangan jadikan masa penantian sebagai jalan untuk berbuat maksiat dengan berpacaran ya "......Dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pulaโ. QS An Nur 26 20. Jodoh kamu itu sudah disiapkan dari dulu sebelum kamu lahir. Untuk masalah kapan, dimana dan juga waktunya pertemuan itu sudah direncanakan dengan indah oleh Allah. Jadi bersabarlah dalam penantian do'a dan juga usahanya. 21. Untukmu yang bertahan dalam penantian semoga Allah segerakan jodoh terbaik untuk kita yang memang sesuai yang kita harapkan yang akan selalu setia bersama kita. - Dovil Muhammad 22. Di tengah derasnya hujan, ada cela yang tak tertetesi oleh airnya. Begitulah ibarat jodoh dan penantian. 23. Tabahkan hati dalam sebuah penantian jodoh.. Sebab pernikahan perlombaan. 24. Tubuh mungkin terlihat kokoh. Namun nyatanya hatiku roboh. Penantian yang penuh cemooh. Untukmu yang bernamakan jodoh. 25. Lalu saya juga bingung, andai suatu pernikahan adalah akhir dari penantian jodoh, lantas knapa ada perceraian. Apakah jodohnya sebatas itu saja.? 26. Allah tidak mendekatkan jodoh kita dengan cara yang harammelalui hawa nafsu tetapi Allah mendekatkan jodoh kita melalui penantian yang penuh dengan kesabaran melalui iman dan taqwa kepadaNya. 27. Sebab penantian yang sia-sia selama 6 tahun? tapi cepat-cepat sedar sebab semua soal ajal maut, jodoh rezeki Allah yang tentukan. jadi mungkin belum masanya lagi. 28. Sadar nggak? Kita ini hidup nungguin seseorang yang disebut "Jodoh", dan kita harup percaya bahwa penantian kita nggak akan disia-siakan. 29. Apa yang harus kamu lakukan di masa penantian jodoh? Pertanyaan ini menghajatkan jawaban dari perspektif fikih penantianโ, yang membahas bagaimana sikap terbaik tatkala tengah menanti takdir Allah berupa jodoh. - Cahyadi Takariawan 30. Kenapa bulan ini mikirnya โSudah pantaskah aku dinikahi mu Dan menjadi ibu dari anak mu kelak?โ Kalau memang sudah jodoh, Alhamdulillah penantian panjang berakhir disini. 31. Agar hatimu tenang, percayalah saja bahwa setelah penantian yang begitu melelahkan, terkadang pertemuanmu dengan jodoh semudah membalikkan telapak tangan. - kopibukudanpena 32. Zaman sekarang tuh lagi bumingnya itu "penantian jodoh" bukan "penantian kematian", padahal jodoh itu kebenarannya belum pasti sedangkan kematian kebenarannya sudah jelas2 pasti. 33. Dalam masa penantian jodoh, kejarlah cinta Allah, agar engkau dikejar oleh cinta dia yang mencintai-NYA 34. Hijrah kok yang di upload tentang nikah, jodoh sama penantian cinta mulu. Sekali-kali siksaan api neraka gitu loh. - tempewwgoyeng 35. Tanpa diminta untuk menunggu, Jodoh pasti bertemu di ujung penantianmu. Betapa rugi orang yang tergesa-gesa, sedangkan ada penantian yang begitu indah. - jomblomulia 35. Dalam masa penantian jodoh, kejarlah cinta Allah, agar engkau dikejar oleh cinta dia yang mencintaiNYA. - ukhtisally 36. Kesabaran yang baik dalam penantian datangnya jodoh itu, adalah kesabaran yang tidak pernah diringi keluh kesah dan ratapan. - kuliahnikah 37. Perbaiki akhlaqmu, karena jodoh adalah cerminanmu. 38. Maha suci Allah yang menjadikan kepasrahan kepada-Nya sebagai kesabaran dalam penantian jodoh terbaik dari-Mu. 39. Ukhti, Menanti jodoh, tak berarti dirimu pasif dear, isi masa penantian dengan berbagai aktivitas full manfaat. - teladanrasul 40. Penantian tak selamanya indah, kadang kala ada pula kegundahan hati, kapankah jodoh akan datang? - teladanrasul 41. Yang tak pernah kenalpun sebelumnya, bisa dengan tiba-tiba datang berkenalan kepada kita. Itulah jodoh! - defoto3 42. Akhi wa ukhti yang sedang dalam penantian hadirnya jodoh, mari kita pantaskan diri untuk menunggu datangnya jodoh yang terbaik dari Allah. - inspirasiindah 44. Sahabat, dalam penantian Jodoh, sahabat melakukan ngetes jodoh dgn cara pacaran atau memantaskan diri aja? - manjaddawajadda 45. Jodoh sudah Allah siapkan, isi waktu-waktu penantian dengan belajar, terus memantaskan diri. - uktisally 46. Coba instrospeksi diri. Gunakan masa penantian jodoh ini dengan terus berikhtiar, berdoa dan terus sibuk memperbaiki diri. - Adbdul Azis 47. Semoga yang sedang dalam penantian jodoh terbaik diberi keteguhan hati menjaga kesucian diri dari maksiat. - tweetnikah 48. Jodoh hanyalah penantian dalam kesabaran. sepasang kaus kaki milikku membuktikannya hari ini. 49. Jodoh itu rahasia Allah. sekuat apa kita setia, selama apa kita menunggu, sekeras apa kita bersabar. Jika allah tidak menulis jodoh dengan pasangan kita, kita tidak akan pernah bersamanya dan terimalah takdirnya, percayalah tulang rusuk dan pemiliknya tidak akan pernah tertukar. 50. Kata mereka jika jodoh tak akan ke mana. Tapi sangatlah bodoh kalau menunggu sampai tua, karena brondong ada di mana-mana. 51. Jodoh itu rahsia Allah. Sekuat mana pun kita setia, selama mana pun kita menunggu, sehebat mana pun kita merancang, seusaha mana pun kita bersabar, sejujur mana pun kita berbagi kasih ia tetap rahsia Allah. - fieyyrasha 52. Jika kamu telah menunggu lama dalam perjodohan, Yakin sajalah, bahwa Allah tidak pernah sembarangan dalam menjodohkan setiap hamba-Nya.
kisah akhwat menanti jodoh